Wednesday, September 3, 2014

Latar Belakang Domain.id


Latar Belakang

Sejak awal penggunaannya, domain .id hanya dapat digunakan oleh publik dalam bentuknya sebagai Domain Tingkat Dua (DTD). Saat ini terdapat sebelas DTD .id: co.id, biz.id, web.id, my.id, or.id, sch.id, ac.id, desa.id, net.id, go.id, dan mil id.
Dalam perkembangannya, seiring dengan pemanfaatan internet yang semakin pesat di Indonesia, publik merasa perlu untuk dapat menggunakan Domain Tingkat Tinggi (DTT) .id secara langsung, tanpa diturunkan terlebih dahulu menjadi DTD. Berbagai usulan disampaikan ke Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) secara langsung, maupun tidak langsung, lisan maupun tertulis.
Secara internasional, penggunaan DTT .id secara langsung oleh publik biasa disebut dengan istilah “anything .id”. Beberapa hal yang melatarbelakangi perlunya domain anything.id di antaranya sebagai berikut:

1.   Permintaan Publik Indonesia

 Di Indonesia, permintaan penggunaan domain anything.id sudah banyak diajukan oleh publik melalui berbagai saluran dan media yang tersedia.  Permintaan-permintaan ini hadir dari kalangan usaha, organisasi nirlaba, hingga personal. Bahkan Pemerintah Republik Indonesia merasa perlu untuk menggunakan domain anything.id. Karena belum adanya aturan tentang anything.id, PANDI terpaksa harus menolak permintaan domain apec2013.id yang diajukan oleh Kementerian Luar Negeri dan domain gurita.id yang diajukan oleh Kementerian Kominfo.
  

2.   Tren Global

Secara global, kebanyakan negara di dunia telah menggunakan DTT-nya masing-masing untuk kepentingan publik. Data dari berbagai negara menunjukkan, pertumbuhan DTD mengalami stagnasi, sedangkan DTT terus berkembang pesat seiring perkembangan internet di negara-negara tersebut. Di sisi lain, pembukaan pendaftaran .anything oleh ICANN di awal 2012 menandai semakin beragamnya gTLD yang akan menyerbu dunia maya mulai 2014 mendatang.

3.     Minat Pada Nama Domain Pendek

Secara global, penamaan domain yang pendek sangat diminati karena menjadi cara yang efektif untuk menampilkan merek di Internet. Banyak pengguna domain .id yang beralih ke gTLD dan ccTLD lain karena mencari Nama Domain yang lebih pendek.

4.     Potential Loss

Apabila anything.id tidak segera dapat digunakan, banyak website yang akan beralih ke domain-domain ccTLD yang dijual secara bebas maupun gTLD-gTLD baru yang sudah disetujui dan akan segera diluncurkan oleh ICANN. Setidaknya ada 30 gTLD baru yang sudah disetujui dari 1930 proposal yang masuk.

5.    Multiplier Effect

Semakin banyak web Indonesia yang tidak menggunakan domain .id akan menciptakan efek berganda yang negatif. Situs media online “Tempo Interaktif” yang sejak tahun lalu mengubah domainnya dari .co.id menjadi .co mulai diikuti oleh banyak website-website lain yang tidak menyadari kalau domain .co adalah ccTLD milik Kolombia dimana DNS dari domain .co tersebut berada di Kolombia.
Domain anything.id yang digunakan oleh satu entitas atau organisasi yang dipublikasikan dengan baik dan dikenal luas, bisa menjadi positif terhadap penggunaan domain .id.

6.     Potensi Pasar

600.000 pemegang merek yang terdaftar pada Direktorat Jenderal Hak dan Kekayaan Intelektual merupakan salah satu target pasar peluncuran domain anything.id.Di samping itu, 400.000 pengguna domain non-.id yang digunakan oleh entitas/personal Indonesia dapat menjadi target pasar untuk dialihkan menjadi pengguna Nama Domain .id.

7.     Pemanfaatan Sumber Daya yang Tersedia


Domain anything.id sejatinya sudah dapat digunakan tanpa memerlukan penambahan infrastruktur. Penggunaan domain anything.id akan menciptakan pemanfaatan sumber daya secara optimal. Selain itu, penggunaan domain anything.id dapat mempercepat proses resolve domain.

Source : http://domain.id/latar-belakang/

0 comments:

Post a Comment